7 KEBIASAAN BAIK STOP MEMBUANG SAMPAH DI GUNUNG
“Tidak meninggalkan apapun kecuali Jejak Kaki” begitulah penggalan kalimat yang harus selalu diingat para pecinta alam. Masihkah kamu merasa bangga mengaku pecinta alam jika masih buang sampah sembarangan dan melakukan vandalisme? Pertanyaan yang sepele, namun kamu harus merenungkan lebih dalam pertanyaan ini.
Belakangan ini orang berlomba untuk berpetualang mendaki gunung. Setiap gunung saat weekend selalu penuh dengan para pendaki. Berduyun-duyun orang-orang yang mengaku pecinta alam ini berpetualang menaklukkan puncak.
Namun ada efek negatif yang ditinggalkan dari banyaknya pendaki yang naik gunung. Beberapa oknum pecinta alam ini meninggalkan sampah terutama di sekitar pos pendakian dan di setiap jalur yang dilalui pendaki. Sampah ini makin lama makin banyak dan merajalela. Plastik, botol, kaleng dan aneka macam barang bawaan pendaki ditinggalkan begitu saja di sembarang tempat.
Tahukah kamu bahwa alam butuh berapa lama untuk menguraikan sampah-sampah itu? Hanya dibutuhkan satu hal saja agar alam ini tetap lestari, yaitu Kesadaran. Yak, hanya dengan sebuah kesadaran dari masing-masing individu untuk tidak meninggalkan apapun terutama sampah pada alam yag kita cintai ini. Jika masing-masing individu mau untuk mengelola sampah yang dibawanya untuk dibawa turun, niscaya alam kita akan tetap hijau dan lestari.
Jangan hanya karena merasa sudah membayar biaya retribusi, maka kamu bisa dengan seenaknya membuang sampah dimanapun yang kamu suka. Tidak akan cukup berapapun petugas kebersihan yang diturunkan untuk mengatasi.
Vandalisme di Gunung.
Sudah jamak pula oknum pendaki di Indonesia melakukan vandalisme di gunung. Corat-coret bahkan pengrusakan fasilitas sering kali dilakukan tanpa dapat ditanggulangi. Bahkan beberapa malah merasa bangga jika dapat melakukan itu, aneh kan?
Mengapa justru mereka tidak bangga jika mereka juga ikut andil untuk menjaga kelestarian alam? Mental perusak ini yang kadang malah bikin orang lain ikut menirukan. Ada orang yang corat-coret batu, beberapa saat lainnya pasti akan lebih banyak lagi orang yang corat-coret di tempat itu.
Simak: 8 Tips Pendaki Pemula
Padahal gunung-gunung di Indonesia kini telah menjadi destinasi andalan di mata wisatawan mancanegara, sebut saja Cartenz, Rinjani, Semeru, Bromo, Ijen dan masih banyak lagi. Bahkan sukarelawan asing sampai melakukan pembersihan di jalur pendakian kita. Sementara pendaki kita dengan cueknya membuang sampah dan corat-coret sembarangan.
Berikut beberapa kebiasaan baik yang harus kita latih dan pupuk agar konservasi alam tetap lestari:
- Mulailah dengan niat yang baik untuk selalu menjaga kelestarian alam.
Etika pecinta alam adalah:
- Tidak meninggalkan apapun kecuali jejak.
- Tidak mengambil apapun kecuali foto.
- Tidak membunuh apapun kecuali waktu.
- Kurangi bekal yang berbungkus plastik, botol dan kaleng.
Dengan mengurangi bungkus yang susah terurai di alam maka kita juga ikut andil menyelamatkan alam kita. Barang yang kamu bawa berpotensi membuat polusi untuk alam.
Baca: Makanan yang cocok untuk bekal mendaki
- Tidak membuang sampah di jalur pendakian.
Jalur pendakian bukanlah tempat sampah. Simpanlah sampah yang kamu keluarkan dan kumpulkan dalam tempat tersendiri.
- Bawa turun kembali sampah apapun yang keluar dari ransel kita.
Kamu dapat membuangnya di tempat sampah yang sudah tersedia di bawah.
- Tidak melakukan vandalisme dengan cara apapun.
Corat-coret dan pengrusakan fasilitas memperburuk citra destinasi wisata yang kamu kunjungi.
- Tegur dan nasihati pendaki lain yang buang sembarangan atau yang merusak fasilitas.
Tindakan ini berguna untuk member edukasi dan kesadaran pada oknum yang mentalnya masih payah. Semoga dengan kesadaran mereka dapat pula malah menjadi agen-agen konservasi alam.
- Lakukan aksi bersih gunung untuk konservasi.
Ikutlah kegiatan bersih gunung masal secara sukarela untuk mendukung kebersihan jalur pendakian.
Sebetulnya secara prinsip, alam akan tetap lestari jika tidak ada campur tangan manusia di dalamnya. Sebuah destinasi wisata semakin dikenalkan ke umum, maka semakin banyak orang yang mendatanginya. Semakin banyak yang datang ke lokasi itu maka potensi kerusakan alam akan semakin besar pula.
Simpan: Daftar Nomor Telpon Pos Perijinan Gunung di Indonesia
Lebih baik kamu tidak mendaki gunung jika hanya untuk buang sampah dan vadalisme di Gunung. Beban bumi kita sudah terlalu berat. Tugas kita pula untuk mengurangi dan menyelamatkannya…
12 TIPS SAAT TERSESAT DI GUNUNG
Saat mendaki gunung, tersesat merupakan salah satu risiko yang harus dihadapi. Setiap pendaki memiliki potensi untuk itu. Banyak sekali kita mendengar berita tentang tersesatnya pendaki di gunung. Mulai dari yang tersesat selama berjam-jam, berhari-hari hingga yang paling buruk meninggal karena tersesat dan hilang di gunung.
Berikut 12 tips yang bisa menjadi tambahan informasi terkait dengan tersesat di gunung. Tips ini bukan hanya tentang cara menghindari agar diri tidak tersesat, tapi juga tentang bagaimana sikap dan tindakan yang perlu kita terapkan saat tersesat di gunung.
1) Jangan takabur
Ini merupakan hal mendasar yang perlu diperhatikan oleh setiap pendaki gunung. Terlepas dari sering dikait-kaitkannya sikap takabur dengan hal-hal berbau mistis, sikap takabur bisa membuat kita terlalu percaya diri berlebihan dan merasa hebat. Pada kondisi seperti itu bisa mengakibatkan seseorang tertutup pikirannya dan mengabaikan hal-hal penting saat mendaki. Misalnya tanda-tanda penunjuk jalan dan tanda-tanda unik atau patokan-patokan penting saat melewati rute di gunung.
2) Cari informasi tentang jalur dan rute pendakian
Cari sebanyak mungkin informasi jalur dan rute dari gunung yang hendak didaki. Bisa dari internet atau bisa juga dari teman anda yang sudah pernah mendaki gunung tersebut sebelumnya. Tanyakan titik-titik atau tanda-tanda penting pada jalur yang akan anda lewati yang bisa menjadi faktor pemasti posisi anda saat berada di gunung nantinya. Misalnya adanya sungai, bangunan, dll.
3) Peralatan navigasi
Peralatan navigasi seperti GPS, peta, dan kompas sangat berguna untuk men-track jalur dan rute, mengetahui posisi anda dan menunjukkan arah. Peralatan ini akan sangat membantu dalam kondisi tersesat.
4) Gunakan guide
Menggunakan guide misalnya warga lokal yang sudah sudah sering turun naik gunung tersebut dan sangat paham tentang jalur pendakian merupakan salah satu cara untuk memperkecil potensi tersesat saat mendaki gunung. Namun biasanya menggunakan guide berarti anda harus mengeluarkan biaya tambahan.
5) Perhatikan sekitar dengan seksama
Saat mendaki gunung perhatikan kondisi di sekitar anda dengan seksama. Terutama jika ada tanda-tanda atau hal-hal unik. Ini berguna agar ada semacam “rekaman” di benak kita sehingga jika nanti pada saat turun gunung anda tersesat, “rekaman-rekaman” pada saat naik tersebut bisa membantu anda mengingat-ingat kembali jalur pendakian yang benar. Perhatikan percabangan-percabangan yang menurut anda berpotensi menimbulkan kebingungan.
6) Gunakan penanda
Saat anda melewati percabangan yang membingungkan dan tidak yakin dengan jalur mana yang mesti diambil, pasanglah tali berwarna dipersimpangan/percabangan yang membingungkan tersebut. Jika ternyata jalur yang anda pilih salah maka anda dapat kembali ke persimpangan awal lagi dengan berpatokan pada tanda-tanda yang tadi sudah anda pasang. Hal ini untuk mencegah agar anda tidak “tersesat setelah tersesat”. Jika tidak, anda bisa tersesat lebih jauh. Pernahkah anda memilih jalur yang salah di sebuah percabangan namun pada saat anda sadar bahwa jalur tersebut salah dan anda mencoba kembali ke persimpangan awal, eh malah anda semakin bingung dan tersesat tidak karuan? Disitulah gunanya memasang tali penanda di persimpangan yang membingungkan. Namun jangan lupa untuk mencabut kembali tali-tali penanda yang anda pasang di jalur yang salah tersebut.
7) Cek jalur
Satu lagi tips saat tim anda kebingungan saat menemukan jalur bercabang dan tidak yakin harus memilih jalur yang mana adalah dengan mencek jalur terlebih dahulu. Utuslah dua hingga empat orang di tim anda yang menurut anda paling siap baik dari sisi ketenangan, pemahaman maupun dari sisi stamina untuk memeriksa kebenaran jalur himgga radius tertentu di depan. Ini bertujuan untuk menghemat energi tim anda. Jika kebenaran jalur sudah dapat dipastikan, barulah kemudian berikan kode kepada anggota tim lainnya di belakang untuk melanjutkan perjalanan.
8) Jangan sungkan bertanya pada pendaki lain
Jangan pernah sungkan bertanya pada pendaki lain yang anda temui di jalan untuk memastikan jalur pendakian. Banyak informasi-informasi penting yang mungkin tidak kita peroleh di internet atau buku, dll; yang bisa kita dapatkan dari pendaki-pendaki lain yang kita temui saat melakukan pendakian.
9) Tetap tenang saat tersesat
Ketenangan adalah hal yang sangat penting saat kita tersesat di gunung. Jangan panik! Kepanikan akan membuat kita sulit berpikir dengan jernih dan mudah putus asa. Pada saat panik hal-hal yang sebenarnya sederhana dan mudah bisa menjadi terlihat susah. Pada saat panik, jalur yang sudah benar di dekat anda bisa menjadi tidak kelihatan. Dalam kondisi seperti ini, kalau perlu bawa diri anda dan tim duduk santai sejenak untuk menenangkan pikiran dan berdiskusi tentang langkah-langkah yang harus dilakukan. Jika ada teman di tim anda yang panik, usahakan untuk menenangkannya karena suasana panik tersebut bisa menular kepada anggota tim yang lain.
10) Jaga jarak dan kebersamaan
Hal ini bisa menjadi salah satu penyebab terpisahnya misalnya satu atau dua anggota tim anda dan bisa berakibat fatal seperti hilang. Ketika anda mendaki secara berkelompok, kemampuan baik fisik dan emosional tiap orang di dalam kelompok akan berbeda-beda. Ada yang fisik dan staminanya luar biasa dan ada juga sebaliknya. Ada yang ketenangan dan kematangannya mungkin lebih baik dalam menghadapi tekanan dibanding yang lain.
Jaga kebersamaan saat mendaki. Usahakan sebisa mungkin jika ada tim anda yang tercecer di belakang, tunggu dan pastikan jaraknya tidak terlalu jauh. Mengapa kebersamaan itu penting? Bukan berarti solo climber tidak aman, tapi mendaki bersama jelas memiliki sebuah kelebihan. Salah satu sifat alamiah manusia adalah kecenderungan untuk panik dan bingung biasanya lebih besar saat sendirian dibandingkan jika bersama orang lain atau teman. Adanya teman disamping anda akan menurunkan tekanan dan kepanikan saat menghadapi kesulitan. Disamping itu keberadaan teman saat mendaki akan menutupi kekurangan-kekurangan yang kita miliki.
11) Berhati-hatilah saat turun dari puncak
Saat turun dari puncak, tetap jaga kebersamaan dan jarak dengan teman anda. Perbedaan jarak katakanlah sejauh 20 meter saja bisa berubah menjadi malapetaka jika kita tidak berhati-hati saat turun dari puncak. Apalagi jika kabut tebal tiba-tiba muncul dan menutup jarak pandang. Belum lagi jika cuaca buruk menghantam saat anda turun dari puncak. Percaya atau tidak teman anda yang tadinya mungkin berada tidak jauh di depan anda bisa saja hilang sekejap dari pandangan anda. Oleh karena itu, jika anda tidak yakin saat turun dari puncak minta teman anda yang berada di depan untuk berhenti sejenak hingga anda mendekati posisinya.
Perhatikan dengan seksama jalur yang anda lalui saat turun dari puncak. Jangan sampai salah mengambil jalur. Sebagaimana kita ketahui, bentuk gunung mirip kerucut. Jika anda menyimpang sekian derajat dari jalur yang benar maka saat anda terus bergerak lurus turun dari puncak, penyimpangan tersebut akan semakin besar. Jika anda salah atau terlambat menyadari penyimpangan tersebut maka bisa-bisa anda akan tiba di sisi lereng gunung yang salah dari yang seharusnya. Atau kejadian yang lebih fatal bisa saja terjadi, seperti terjatuh ke jurang karena salah mengambil jalur.
12) Catat nomor-nomor penting
Catatlah nomor-nomor darurat dan penting serta nomor-nomor kontak petugas disana atau di basecamp pendakian. Hal ini berguna untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan anda membutuhkan pertolongan.
Semoga bermanfaat! Selamat mendaki gunung!
CARA MEBUAT BIVAK DI HUTAN DAN BENTUK NYA
Hay sobat PENDAKI INDONESIA!!! jumpa lagi nich…!!! saat ini mas deni nhesta anarki akan berbagi tips dan trik tentang Survival baik dalam Pecinta Alam yang ingin membuat bivak, nach sebelum saya bahas Cara Membuat Bivak dan Bentuknya mari kita ketahui Bivak adalah salah satu keterampilan dalam mempertahankan hidup dialam terbuka (survive) yang harus dimiliki seorang petualang bila tersesat di hutan, gunung. Bivak adalah tempat untuk berlindung dan bermalam di hutan. Membuat tempat perlindungan jadi penting ketika terjadi hal-hal darurat. Padahal, bivak tak hanya dibuat ketika darurat saja, tetapi juga dipakai pada saat membuat camp sementara, artinya faktor kenyamanan harus menjadi prioritas. atau bisa juga Bivak adalah tempat berlindung sementara di alam bebas dari aneka gangguan cuaca, binatang buas, dan angin tentunya. Memang semua itu bisa mempergunakan Tenda Dome atau Flysheet, akan tetapi, bagaimana jika alat berlindung siap pakai tadi rusak ataupun sobek saat di alam bebas? Sudah tentu kita harus bisa membuat bivak atau shelter dari bahan sekeliling kita.
Bivak atau shelter dapat dibagi atas :
1. Bivak alam
Tempat berlindung yang dibuat dengan menggunakan bahan – bahan yang terdapat di alam seperti ;
a. Pohon tumbang
b. Lubang pada pohon besar
c. Gua
d. Bivak dari bambu
e. Bivak dari daun tumbuh – tumbuhan
2. Bivak buatan
a. Menggunakan plastik
b. Menggunakan Fly sheet
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Bivak yaitu:
1. Untuk berapa lama
Dengan merencanakan akan berapa lama berlindung di suatu tempat, penghematan tenaga dan kesadaran emosi akan terjaga.
2. Sendiri atau kelompok
Buatlah tempat berlindung yang sesuai dengan kebutuhan, tidak terlalu luas dan tidak terlau sempit sehingga kehangatan tempat berlindung tetap terjaga.
3. Memilih tempat
untuk menjaga kenyamanan dan tetap hangatnya tempat berlindung serta menghindari cepatnya penurunan daya tahan tubuh, perhatikan hal berikut ;
a. Dirikan bivak yang terlindung dari terpaan angin, jangan dirikan bivak ditempat yang terbuka dari terpaan angin
b. Dirikan bivak pada tempat yang kering dan rata, untuk daerah yang lembab, buatlah para – para yang kokoh. Jangan dirikan bivak dilereng gunung atau lembah
c. Dirikan bivak dibawah kerindangan pohon yang tembus sinar matahari. Jangan dirikan dibawah pohon yang rapuh dan lapuk
d. Pada situasi bivak yang permanen, usahakan dirikan pada daerah yang dekat dengan sumber air. Jangan dirikan bivak dialiran sungai dan jalur lintas binatang.
Di daerah tempat kita akan mendirikan bivak hendaknya bukan merupakan sarang nyamuk atau serangga lainnya. Kita juga perlu perhatikan bahan pembuat bivak. Usahakan bivak terbuat dari bahan yang kuat dan pembuatannya baik, sebab semuanya akan menentukan kenyamanan.
Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan ketika kita memutuskan untuk membuat bivak, yaitu jangan sekali-kali membuat bivak pada daerah yang berpotensi banjir pada waktu hujan. Di atas bivak hendaknya tak ada pohon atau cabang yang mati atau busuk. Ini bisa berbahaya kalau runtuh.
Di daerah tempat kita akan mendirikan bivak hendaknya bukan merupakan sarang nyamuk atau serangga lainnya. Kita juga perlu perhatikan bahan pembuat bivak. Usahakan bivak terbuat dari bahan yang kuat dan pembuatannya baik. Bahan dasar untuk membuat bivak bisa bermacam-macam. Ada yang dibuat dari ponco (jas hujan plastik), lembaran kain plastik (flysheet) atau memanfaatkan bahan-bahan alami, seperti daun-daunan, ijuk, rumbia, daun palem, dan lainnya. Tapi yang paling penting, kesemua bahan dasar tadi sanggup bertahan ketika menghadapi serangan angin, hujan atau panas.
Selain bahan yang bermacam-macam, bentuk bivak pun amat beragam. Semuanya disesuaikan dengan kebutuhan. Tak harus berbentuk kerucut atau kubus, modelnya bisa apa saja. Ini amat bergantung pada kreativitas kita sendiri. Membuat bivak merupakan seni tersendiri karena kreasi dan seni seseorang bisa dicurahkan pada hasilnya.
Sebagai contoh, one man bivak. Pembuatannya dengan menancapkan kayu tiang pokok yang tingginya sekitar 1,5 meter. Letakkan di atasnya sebatang kayu yang panjangnya kira-kira dua meter. Ujungnya diikat kuat yang biasanya memakai patok. Lalu sandarkan potongan kayu yang lebih kecil di atasnya, yang berfungsi untuk menahan dedaunan yang akan jadi atap ”rumah” kita.
Bentuk lain dari alam yang bisa dimanfaatkan sebagai bivak yaitu gua, lekukan tebing atau batu yang cukup dalam, lubang-lubang dalam tanah dan sebagainya. Apabila memilih gua agar kita bisa memastikan tempat ini bukan persembunyian satwa. Gua yang akan ditinggali juga tak boleh mengandung racun. Cara klasik untuk mengetahui ada tidaknya racun adalah dengan memakai obor. Kalau obor tetap menyala dalam gua tadi artinya tak ada racun atau gas berbahaya di sekitarnya.
Kita juga bisa memanfaatkan tanah berlubang atau tanah yang rendah sebagai tempat berlindung. Tanah yang berlubang ini biasanya bekas lubang perlindungan untuk pertahanan, bekas penggalian tanah liat dan lainnya. Pastikan tempat-tempat tersebut tidak langsung menghadap arah angin. Kalau terpaksa menghadap angin bertiup kita bisa membuat dinding pembatas dari bahan-bahan alami. Selain menahan angin, dinding ini bertugas untuk menahan angin untuk tidak meniup api unggun yang dibuat di muka pintu masuk.
Bentuk2 Bivak dapat dilihat Gambar Dibawah Ini :
4 Model Bivak |
3 Model Bivak dalam Rangka Ranting |
Bentuk Bivak |
Bentuk Bivak Ponco |
Bentuk Bivak Terbuat Dari Ranting dan Daun |
Bentuk Bivak SB |
Bentuk Bivak Bersantai |
Bentuk lain dari alam yang bisa dimanfaatkan sebagai bivak yaitu gua, lekukan tebing atau batu yang cukup dalam, lubang – lubang dalam tanah dan sebagainya. Apabila memilih gua, kita bisa memastikan tempat ini bukan persembunyian satwa. Goa yang akan ditinggali juga tak boleh mengandung racun. Cara klasik untuk mengetahui ada tidaknya racun adalah dengan memakai obor. Kalau obor tetap menyala dalam gua tadi artinya tak ada racun atau gas berbahaya di sekitarnya.
Contoh Bentuk Bivak Alam:
Cara Membuat Bivak alam Tanah Berlubang |
Bentuk Bivak alam Tanah Berlubang |
Bentuk Bivak Alam Gua |
Kita juga bisa memanfaatkan tanah berlubang atau tanah yang rendah sebagai tempat berlindung. Tanah yang berlubang ini biasanya bekas lubang perlindungan untuk pertahanan, bekas penggalian tanah liat dan lainnya. Pastikan tempat – tempat tersebut tidak langsung menghadap arah angin. Kalau terpaksa menghadap angin bertiup kita bisa membuat dinding pembatas dari bahan – bahan alami. Selain menahan angin, dinding ini bertugas untuk menahan angin untuk tidak meniup api unggun yang dibuat di muka pintu masuk .
gimana sobat…!!! dengan melihat bentuk dari bivak yang saya bagikan silahkan sobat membuat bivak tersendiri sesuai kreativitas sobat sendiri dengan menggunakan bahan yang ada disekitar sobat…!!! Semoga artikel Cara Membuat Bivak dan Bentuknya bermanfaat bagi Anda.
HIPOTERMIA PEMBUNUH NO SATU DI GUNUNG
SERANGGA SEBAGAI MENU PILIHAN DALAM SURVIVAL
PENGETAHUAN DASAR ORIENTASI PETA
- Judul peta; biasanya terdapat di atas, menunjukkan letak peta
- Nomor peta; selain sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, kita bisa menggunakannya sebagai petunjuk jika kelak kita akan mencari sebuah peta
- Koordinat peta; penjelasannya dapat dilihat dalam sub berikutnya
- Kontur; adalah merupakan garis khayal yang menghubungkan titik titik yang berketinggian sama diatas permukaan laut.
- Skala peta; adalah perbandingan antara jarak peta dan jarak horizontal dilapangan. Ada dua macam skala yakni skala angka (ditunjukkan dalam angka, misalkan 1:25.000, satu senti dipeta sama dengan 25.000 cm atau 250 meter di keadaan yang sebenarnya), dan skala garis (biasanya di peta skala garis berada dibawah skala angka).
- Legenda peta; adalah simbol-simbol yang dipakai dalam peta tersebut, dibuat untuk memudahkan pembaca menganalisa peta.
Garis yang berketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis yang berketinggian lebih tinggi, kecuali diberi keterangan secara khusus, misalnya kawah
Beda ketinggian antar kontur adalah tetap meskipun kerapatan berubah-ubah
Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedangkan daerah terjal mempunyai kontur rapat.
Beberapa tanda medan yang dapat dikenal dalam peta topografi:
- Puncak bukit atau gunung biasanya berbentuk lingkaran kecil, tertelak ditengah-tengah lingkaran kontur lainnya.
- Punggungan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk U yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
- Lembahan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk V yang ujungnya tajam menjorok kepuncak. Kontur lembahan biasanya rapat.
- Saddle, daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian
- Pass, merupakan celah memanjang yang membelah suatu ketinggian
- Sungai, terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian kontur, biasanya ada di lembahan, dan namanya tertera mengikuti alur sungai. Dalam membaca alur sungai ini harap diperhatikan lembahan curam, kelokan-kelokan dan arah aliran.
- Bila peta daerah pantai, muara sungai merupakan tanda medan yang sangat jelas, begitu pula pulau-pulau kecil, tanjung dan teluk
- Pengertian akan tanda medan ini mutlak diperlukan, sebagai asumsi awal dalam menyusun perencanaan perjalanan
- Usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
- Siapkan kompas dan peta anda, letakkan pada bidang datar
- Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai dengan arah medan sebenarnya
- Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tanda-tanda medan tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan
- Ingat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan yang sebenarnya. Ingat hal-hal khas dari tanda medan.
- Lakukan orientasi peta
- Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah
- Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut (untuk alat tulis paling ideal menggunakan pensil mekanik-B2).
- Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik. Kompas orienteering dapat digunakan, namun kurang akurat.
- Pindahkan sudut back azimuth bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.
- Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta.
- Lakukan orientasi peta
- Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
- Bidik obyek yang kita amati
- Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
- Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1-3
- Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.
- Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth adalah azimuth dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º
- Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya adalah 180º ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, diperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340º
- Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan back azimuth.
- Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.
- Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.
- Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back azimuth).
- Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering disebut sebagai sistem man to man.
- Usahakan titik awal dan titik akhir adalah tanda medan yang ekstrim, dan memungkinkan untuk resection dari titik-titik tersebut.
- Titik awal harus mudah dicapai/gampang aksesnya
- Disepanjang jalur lintasan harus ada tanda medan yang memadai untuk dijadikan sebagai patokan, sehingga dalam perjalanan nanti anda dapat menentukan posisi anda di peta sesering mungkin.
- Dalam menentukan jalur lintasan, perhatikan kebutuhan air, kecepatan pergerakan vegetasi yang berada dijalur lintasan, serta kondisi medan lintasan. Anda harus bisa memperkirakan hari ke berapa akan menemukan air, hari ke berapa medannya berupa tanjakan terjal dan sebagainya.
- Mengingat banyaknya faktor yang perlu diperhatikan, usahakan untuk selalu berdiskusi dengan regu atau dengan orang yang sudah pernah melewati jalur tersebut sehingga resiko bisa diminimalkan.
- Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan
- Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan
- Dapat mengetahui titik-titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu
- Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter block, guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke penampang.
- Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang runcing, penggaris dan penghapus
- Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian, dengan satuan mdpl (meter diatas permukaan laut). Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.
- Tempatkan titik awal di sumbu x=0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik tersebut. Lalu peda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada jalur yang sudah anda buat. Demikian seterusnya hingga titik akhir.
- Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik-titik tersebut dihubungkan sat sama lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.
- Tembahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama sungai, puncakan dan titik-titik aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak dan titik istirahat), ataupun tanda medan lainnya. Tambahan informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan skala penampang akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan penampang yang telah dibuat .
SIMPUL UNTUK RAPELLING
Mengenal simpul sebelum menggunakannya
Gunakan sebuah Stopper Knot
Jika anda melakukan rappelling, selalu buat stopper knot, yaitu; simpul nelayan ganda, simpul overhand, atau simpul delapan, di kedua ujung tali sehingga anda atau partner anda tak akan melewati bagian ujung tali saat rappelling.
VESPA 150 TAP (VESPA PERANG)
Berawal pada era 1950 di daratan Perancis, di mana kala itu pemerintahan lokal menghadapi peperangan melawan pemberontakan dari Aljazair dan Indocina, pihak militer membutuhkan artileri yang lebih lincah menerobos garis depan pertahanan.
Munculah gagasan untuk memproduksi sebuah motor lengkap dengan persenjataan, hingga akhirnya Vespa tempur hadir sebagai solusinya. Mulanya, skuter asal Italia yang juga memenuhi jalanan Perancis ini akhirnya harus bertransformasi menjadi kendaraan militer yang lahir dengan nama Vespa 150 TAP (Vespa TAP).
Vespa 150 TAP merupakan produksi dari ACMA(Ateliers de Construction de Motocycles et d’Automobiles) Perancis atas lisensi dari Piaggio Italy, mirip dengan PT. DAN MOTOR kalau di Indonesia.
Vespa tempur ini diciptakan untuk TAP(Troupes Aéro Portées) yaitu pasukan terjun payung(paratroop) perancis. Vespa TAP memang dirancang khusus untuk sebuah operasi serangan anti-gerilya dari musuh-musuh, guna menjalani tugas aksi sergap cepat, maka jangan heran jika proses pendistribusiannya di garis depan dijatuhkan dari atas pesawat dengan parasut.
Vespa bermesin sama dengan versi regulernya ini mengusung mesin 150cc, 2-tak, bedanya hanya terletak pada sistem transmisinya yang dibuat lebih pendek. Mengemban tugas militer, jelas TAP dibekali dengan sejumlah persenjataan. Vespa TAP 150 mempunyai 2 versi, versi 56 dan versi 59.
Tercatat, model senjata dinamakan M20 recoilless rifle (bazooka/mortar) tertanam di baju besinya. Senjata ini ampuh menaklukkan benteng dan kendaraan baja seperti tank, sehingga disebut sebagai senjata anti-tank. Kemampuannya untuk menembus lempengan baja setebal 100mm dari jarak 7000 meter tidak perlu diragukan lagi, lantaran hulu ledaknya yang tinggi.
Vespa 150 TAP selalu diterjunkan berpasangan 2 vespa, satu Vespa untuk mengangkut meriam/canon, satu vespa untuk amunisinya. Dan jangan pernah membayangkan Vespa ini bisa menembak saat sedang berjalan(seperti Tank) Meriamnya tidak bisa ditembakkan saat masih menempel di badaan vespa. Jadi harus dicopot dulu dan dipasang pada sebuah tripod(penyangga).
LAMBRETTA ITU BUKAN VESPA LO.. INI SEJARAH NYA
Sama halnya dengan Vespa konsep motor scooter sederhana Innocenti kemudian diserahkan kepada Jendral Corradino D’Ascanio seorang insinyur penerbangan yang diberi tanggung jawab atas desain dan konstruksi helikopter modern pertama oleh Augusta. Innocenti menginginkan kendaraan sederhana yang kuat dan terjangkau, selain itu skuter ini juga harus mudah dikendarai baik oleh pria maupun wanita, mampu membawa penumpang dan tidak membuat pakaian pengendaranya kotor.
Innocenti Lambretta 125 |
Namun, sayang sekali D’Ascanio berselisih dengan Innocenti yang menginginkan spar frame tersebut diproduksi dan diberi merek dari pabrik pembuatan tabung baja miliknya. Hal ini kemudian membuat Innocenti menghidupkan kembali kedua pabriknya dan D’Ascanio akhirnya bekerjasama dengan Enrico Piaggio yang kemudian menghasilkan spar frame Vespa sejak tahun 1946. Sedangkan desain akhir Lambretta akhirnya diselesaikan oleh para insinyur aeronautika bernama Cesare Pallavicino dan Pier Luigi Torre. Sebelum bergabung menjadi desainer Lambretta Pallavicino telah menjabat sebagai Direktur Teknik di pabrik pesawat Caproni selama Perang Dunia ke-2 dan Torre merupakan seorang desainer mesin di Italo Balbo Idros yang merancang mesin dan mengorganisir pabrik Innocenti untuk produksi massal.
Lambretta GT 200 |
Lambretta kemudian banyak juga diproduksi di luar negara Italy dengan lisensi penuh, seperti di Argentina, Brazil, Chili, Kolombia, India dan Spanyol. Kadang-kadang menggunakan nama lain, namun tetap mudah dikenali seperti Siambretta di negara-negara Amerika Selatan dan Serveta di Spanyol.